Lahan Sengketa di Medan Deli Diduga Jadi Tempat Pembuangan Limbah, Warga Resah

MEDAN, iNewsDeliRaya.id – Sebuah lahan sengketa di kawasan Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, diduga dijadikan tempat pembuangan sampah dan limbah oleh pihak tidak bertanggung jawab. Kondisi ini memicu keresahan warga, terutama para pengendara yang melintas, karena aroma menyengat yang berasal dari limbah tersebut.

Pantauan di lokasi pada Jumat (16/5/2025) sore, terlihat tumpukan sampah seperti gunungan yang sebagian dibakar. Asap bercampur aroma menyengat menyeruak hingga ke badan jalan. Warga menduga limbah tersebut berasal dari buangan pabrik, termasuk limbah asbes pecah yang berbahaya bagi kesehatan.

Baca Juga

Teror Bom Molotov di Rumah Ketua Serikat Buruh Medan Deli: Tantangan Perlindungan Hukum bagi Pekerja

“Kami sudah pernah melaporkan ini ke kelurahan. Tapi sampai sekarang belum ada penindakan nyata. Baunya menyengat sekali, apalagi kalau dibakar, makin parah,” ujar Ridwan, warga sekitar.

Pembuangan limbah secara sembarangan ini tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga menimbulkan gangguan kesehatan dan kenyamanan warga. Keberadaan diduga zat kimia dari limbah yang dibakar dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak jangka panjang.

Warga berharap pemerintah kota Medan, melalui dinas lingkungan hidup dan instansi terkait, segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini. Selain itu, pengawasan terhadap lahan kosong yang rawan dijadikan tempat pembuangan liar juga perlu ditingkatkan.

Baca Juga

Bom Molotov Meledak di Medan Deli, Rumah Ketum Serikat Buruh Dilempar OTK

“Kami minta aparat menindak tegas siapa pun pelakunya. Jangan sampai lingkungan kami jadi korban terus-menerus,” tegas warga lainnya.

Masalah pembuangan limbah di lahan sengketa memang menjadi persoalan klasik di kawasan pinggiran kota. Tanpa pengawasan ketat, lahan kosong kerap menjadi sasaran empuk para pembuang sampah ilegal.

Upaya penataan lingkungan dan penegakan hukum yang konsisten sangat dibutuhkan agar kejadian serupa tidak terus terulang.

Editor : Sadam Husin