Namun, lagi-lagi suara jawaban di ujung telepon tidak jelas. Tak lama, telepon genggam itu kembali berbunyi. Staf kembali menyerahkan kepada Sjafrie. Awalnya, jenderal bintang dua itu agak ragu. Dia sempat berpikir apakah ada orang yang bergurau mengaku-aku sebagai Jenderal Jusuf.
Namun keraguannya seketika hilang saat suara di seberang sana terdengar jelas. “Halo, Generaal Sjafrie.” Kali ini, Sjafrie terkejut. Jika ada orang yang menyapanya dengan ucapan generaal atau jenderal dalam Bahasa Belanda, tentu bukan sosok sembarangan. Terlebih Sjafrie juga ingat betul pemilik suara itu. Dia pun buru-buru menjawab. “Siap, Pak,” ucapnya.
Jenderal Jusuf ternyata meminta Sjafrie datang ke rumahnya. Sesungguhnya Sjafrie saat itu juga menjawab siap datang, tetapi Jusuf justru memintanya tidak buru-buru. Pada waktu yang ditentukan, Sjafrie sowan di kediaman mantan Panglima TNI itu di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
Jenderal TNI (Purn) M Jusuf, namanya terukir dalam tinta emas sejarah militer Indonesia karena kesederhanaannya. Foto: Dok
Setelah bicara beberapa hal, Jenderal Jusuf tiba-tiba meminta Sjafrie mengantarkannya ke Kalibata. “Ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Pak?” tanya Sjafrie, heran. Jusuf mengiyakan.
Jadi lah pagi itu kedua tentara asal Sulawesi Selatan tersebut bergerak ke TMP Kalibata. Seperti biasa, Jusuf yang telah purnawirawan itu ditemani oleh seorang sopir. Tiba di TMP Kalibata, Sjafrie menanyakan lokasi mana yang akan didatangi terlebih dahulu.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta