Mengutip laporan The Mirror, Senin (29/8/2022), selama penangkapannya, dia diduga diberitahu oleh polisi untuk meneriakkan "Azov is Power", merujuk pada resimen perlawanan Ukraina yang dianggap Rusia sebagai organisasi teroris neo-Nazi.
Berita aksi berani wanita tua itu muncul setelah Darya Dugina, putri Alexander Putin—ideolog ultranasionalis Rusia yang dijuluki "otak Putin"—tewas dalam ledakan bom mobil pada Sabtu malam dua pekan lalu.
Tidak jelas siapa yang berada di balik pembunuhan Dugina, meskipun beberapa orang berpikir bahwa itu adalah upaya Ukraina untuk membunuh Alexander Dugin.
Sejarawan Yuri Felshtinsky, penulis Blowing up Ukraine, mengatakan; "Ledakan mobil fasis dan ideologis Rusia terkenal dari rezim Putin, Alexander Dugin, tampaknya diorganisir oleh layanan keamanan Rusia."
"Pada laporan Rusia terbaru, bom itu ditempelkan ke mobil Dugin di dalam kompleks yang dijaga," paparnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta