Sementara Letjen Benny Moerdani langsung mengatasi pembajakan ini sendiri tanpa kendali Jenderal M Yusuf. Menurut kalangan internal ABRI, Letjen Benny Moerdani sebagai Asinel dan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) sengaja menggalang kekuatan ekstrim Islam untuk melakukan aksi pembajakan.
Dalam drama pembajakan ini, Benny menumpas sendiri para pembajak dengan bantuan pasukan Kopassus yang direkrut mendadak. Tudingan ini terjadi karena sebagai Asintel Hankam, Letjen Benny Moerdani tidak ikut ke Ambon pada Commanders Call. Keberhasilan operasi Woyla ini menjadikan Benny Moerdani dianggap berjasa oleh Soeharto karena ia berhasil menjaga nama baik bangsa Indonesia di mata internasional.
Atas jasa-jasanya, Letjen Benny Moerdani diangkat menjadi Panglima ABRI pada 1983, melampaui para seniornya seperti Letjen Himawan Sutanto (Kepala Staf Operasi Panglima ABRI) yang membawahi Letjen Benny Moerdani.
Akibatnya terjadi ketegangan dan kecemburuan para senior lulusan Akademi Militer.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta