Letjen Sintong Panjaitan Prihatin Lihat Fasilitas Akmil Vietnam, Mendadak Kagum Setelah Tahu Hal Ini
JAKARTA, iNewsDeliRaya.id - Letjen TNI (Pur) Sintong Panjaitan ketika menjabat Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) mengemban tugas melakukan reorganisasi Pussenif. Saat itu Sintong masih berpangkat Brigjen.
Termasuk membuat soft ware dengan jalan mengganti buku petunjuk infanteri yang pada waktu itu telah ketinggalan zaman. Dalam menyusun buku petunjuk infanteri baru, Sintong melakukan wawancara dengan para komandan di tingkat brigade, batalyon, dan kompi untuk memberi masukan.
Jenderal Kopassus ini dalam kunjungannya ke berbagai negara juga mempelajari masalah pendidikan dan latihan. Salah satu yang membuatnya sangat tertarik pada waktu berkunjung di Republik Demokrasi Vietnam.
Ketika Sintong meninjau Akademi Militer (Akmil) Vietnam di Hanoi, pada awalnya ia sangat kasihan melihat asrama taruna akademi yang sangat sederhana. "Mereka hanya tidur beralaskan papan di tempat tidur dua susun, tanpa kasur, dan tanpa bantal. Pakaian yang mereka miliki hanya tiga stel dan mereka hanya mengenakan sandal jepit yang pada tahun 1965 dikenal di Indonesia dengan sebutan sandal Ho atau sandal Ho Chi Minh," ujar Sintong dikutip dari buku "Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando," Selasa (13/9/2021).
Akan tetapi, Sintong menjadi tercengang setelah menyaksikan tempat pelajaran praktik. Segala macam peralatan senjata untuk keperluan praktik, disediakan dengan sangat lengkap. Bermacam-macam peluru kendali dari senjata panggul antitank RPG-7V sampai AT-3 Sagger digelar di tempat praktik.
Demikian pula berbagai jenis senjata ringan sampai mortir berat M 240 kaliber 240mm. Ada juga peluru kendali antipesawat terbang dari senjata panggul SA-7 Strella untuk menembak pesawat yang terbang rendah sampai SAM-2 Guideline untuk menembak pesawat yang terbang sangat tinggi, serta berbagai jenis artileri pertahanan udara.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait