Dia pun mengutuk pelaku penyerangan dan mengatakan upaya pembunuhan terhadap de Kirchner adalah salah satu insiden paling serius sejak negara itu kembali ke demokrasi pada tahun 1983.
"Kita bisa tidak setuju, kita bisa memiliki perbedaan pendapat yang mendalam, tapi ujaran kebencian tidak bisa terjadi karena itu melahirkan kekerasan dan tidak ada kemungkinan kekerasan hidup berdampingan dengan demokrasi," kata Fernandez.
Dia juga menyatakan hari libur nasional pada hari Jumat untuk memberikan waktu kepada Argentina untuk mengekspresikan diri mereka dalam membela kehidupan, demokrasi dan dalam solidaritas terhadap wakil presiden.
Rekaman yang dibagikan di media lokal menunjukkan pria itu mengarahkan pistol beberapa inci dari kepala de Kirchner dan tampak mencoba menembak. De Kirchner kemudian menundukkan kepalanya tetapi tidak ada tembakan yang dilepaskan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait