DELISERDANG, iNewsDeliraya.id- Tuwu Nukhada adalah merek tenun songket mewah yang dirancang di Indonesia, desain yang mencirikan nias yang kaya akan warisan budaya dan didirikan pada tahun 2024. TUWUNUKHADA memiliki arti filosofis “Mengangkat Budaya Nias dari Kain”.
Nama ini menjadi pilihan karena sangat menggambarkan tujuan utama dari sang owner. “Dibalik Kain ada Budaya, Dibalik Budaya ada Cerita!” Slogan ini menunjukan bahwa Songket Nias Tuwu Nukhada bukan sekedar kain sederhana tetapi merupakan sebuah seni yang penuh dengan cerita.
"Kami ingin melestarikan sejarah dan warisan budaya Nias sebagai seni yang dituangkan ke dalam kain yang dapat digunakan. Kain-kain ini memiliki makna yang sangat dalam karena kami menuangkan semua adat istiadat, budaya dan seni nenek moyang kami ke dalam kain-kain ini. Kami berharap dengan adanya karya ini, budaya Nias akan semakin dikenal dan nilai-nilai budaya kami yang memiliki makna yang dalam dapat diperkenalkan kepada masyarakat di seluruh Indonesia dan dunia," ungkap sang Owner Ramininalai Dakhi kepada wartawan.
Ia menjelaskan, songket Nias lahir dari keinginan untuk merayakan dan melestarikan warisan budaya Nias yang kaya. Ide ini berawal dari mimpi seorang wanita asal Nias Selatan untuk mengangkat dan melestarikan budaya Nias. Kini mimpi itu telah menjadi kenyataan dan mulai dibangun oleh wanita tersebut dan kedua putrinya.
Dari situ mereka mulai membuat sebuah riset yang mendalam tentang keunikan adat dan suku Nias. Mereka mengumpulkan informasi dan artefak agar bisa dituang pada Songket Nias Tuwu Nukhada. Dari situ mereka memulai projek ini dengan menciptakan desain-desain untuk Songket Nias Tuwu Nukhada. Mereka melewati trial & error untuk beberapa prototype untuk memastikan agar Songket Nias Tuwu Nukhada berkualitas.
"Kami memulai produksi kami dengan menggunakan tenaga manual yaitu alat tenun yang masih membutuhkan bantuan dari para ahli tenun untuk menciptakan Songket Nias Tuwu Nukhada. Kami menggunakan bahan seperti benang lokal yang berasal dari Tarutung, Benang Seratus, Benang Kristal dan juga Benang Bemberg yang berasal dari Jepang. Dari situ kami memulai soft launching dengan menggunakan platform media social seperti Instagram dan TikTok," bebernya.
Tidak hanya sampai disitu, pihaknya juga mempresentasikan projek tersebut pada kesempatan-kesempatan yang telah diberikan. Tuwu berarti mengangkat, dimana kata Tuwu pertama kali digunakan oleh pencipta songket khas Nias yang terinspirasi dari rumah adat Nias, yaitu “Lawa-lawa” dari omo hada.
Dimana ketika lawa-lawa dituwu atau diangkat, sinar matahari masuk ke dalam rumah dan menerangi seluruh ruangan yang ada di dalam rumah. Makna dari filosofi Tuwu adalah mengangkat dan menerangi.
"kami menggunakan hal tersebut sebagai panduan untuk Tuwu Nukhada. Kami ingin mengangkat dan menerangi tradisi dan budaya Nias yang masih terpencil. Tuwu menggambarkan visi dan misi kami dan akan memberikan warna pada kain-kain tradisional Nias. Proses pembuatan songket Nias ditenun secara manual, menciptakan keindahan dan keunikan dalam setiap benangnya. Motif untuk songket dari suku Nias terinspirasi dari budaya, alam, dan simbol-simbol tradisional," jelasnya.
Beberapa motif yang umum meliputi:
- Motif Geometris: Pola berulang yang menciptakan kesan simetris dan harmonis.
- Motif Alam: Menggambarkan elemen alam seperti tanaman, bunga, dan binatang yang memiliki makna khusus dalam budaya Nias.
- Motif Khas Adat: Simbol-simbol yang berkaitan dengan upacara adat atau kepercayaan masyarakat Nias, seperti motif yang melambangkan keberanian dan kebersamaan.
Motif-motif yang bisa ditemukan di dalam songket seperti :
a. NI’OKINDRÖ : Ni’okindro adalah salah satu motif tradisional khas pakaian berbentuk pola berbentuk berlian yang melambangkan emas dan kekayaan. Motif ini memiliki makna kesejahteraan, kemakmuran bagi orang yang menggunakannya.
b. NI’OHAYULO : Ni’ohaluyo adalah salah satu motif bentuk segitiga yang menyerupai kiat tombak dan pola ini melambangkan semangat kepahlawanan dari suku Nias.
c. GELOMBANG :Gelombang adalah salah satu motif dari perhiasan BALA HOGO (Mahkota Emas Wanita). Motif gelombang menyimbolkan hidup yang tidak bisa ditebak tetapi terus mengalir.
d. NI’ONDROFI:Ni’ondrofi adalah salah satu motif dari ukiran batu berbentuk bintang yang terlihat seperti bunga. Motif ini melambangkan kekayaan dan karakter yang baik bagi orang yang menggunakannya.
Team projek Tuwu Nukhada memiliki Owner dan COO, Ramininalai Dakhi. Designer dan Creative Lead, Natascha yang masih berumur 14 tahun yang duduk di bangku kelas 9. Designer dan Marketing Lead, Clairine yang berumur 11 tahun yang duduk di bangku kelas 6.
"Pada projek ini, kami bertiga bekerja sama untuk brainstorming untuk mendesain motif-motif untuk Songket Nias Tuwu Nukhada. Dalam kegiatan Soft Launching, adik laki-laki kami memperkenalkan kami dan memberikan presentasi kepada kepala sekolah kami. Hal itu dilakukannya pada hari United Nation saat kelasnya terpilih mewakili Indonesia," tegasnya.
Dalam kesempatan lain, sang putri yang bernama Natascha diundang oleh kepala sekolah untuk memamerkan karya tersebut dan dalam Upacara Pembukaan Pekan Bahasa, kepala sekolah dari Palu menghadiri upacara tersebut.
Clairine pun melanjutkan WSC (World Scholar’s Cup) di Bangkok, Thailand dan ia berkesempatan bernyanyi dievent ‘Scholars Show’ dan mempresentasikan tentang Tuwu Nukhada sambil mengenakan gaun buatan Songket Nias.
Kemudian, Clairine mengikuti TOC (Tournament of Champions) WSC di Yale, AS. Di sana ia mengenakan pakaian songket lengkap dengan kebaya modern. Dia bernyanyi lagi di event ‘Scholars Show’ dan membuat penjelasan lebih lanjut tentang Tuwu Nukhada. Spotted In New York (NYC) :
"Tuwu Nukhada berkesempatan untuk menampilkan iklan kami di Times Square, New York. Di sana kami juga mengadakan pemotretan untuk menandai dimulainya proyek kami," ujarnya.
Beranjak dari beberapa event internasional, akhirnya Tuwu Nukhada diundang oleh Putra Sampoerna Foundation ke Kementerian Pendidikan.
"Di sana, kami mempresentasikan dan memamerkan karya kami dan memberikan latar belakang tentang proyek ini," jelasnya.
Pihaknya pun berencana mengikuti pameran bersama INACRAFT pada Februari 2025 mendatang.
"Pada tanggal 5 - 9 Februari 2025, kami akan mengikuti pameran INACRAFT yang diadakan di Jakarta Convention Center (JCC) untuk menampilkan keindahan Songket Nias Tuwu Nukhada kepada pengunjung secara langsung. Kami telah lama mempersiapkan untuk pameran ini. Sehingga para pengunjung dapat menikmati Songket Nias Tuwu Nukhada yang penuh dengan makna filosofi dan budaya yang dapat ditemukan di Pulau Nias," jelasnya.
Editor : Sadam Husin
Artikel Terkait