HANOI, iNewsDeliRaya.id - Nusret Gokce atau dikenal sebagai Salt Bae seorang koki di Turki sudah banyak kenal netizen.
Nah ada seorang penjual mi di Vietnam Bui Tuan Lam (38) memparodikan gaya Salt Bae, di Vietnam ditangkap karena dianggap melakukan propaganda anti-negara.
Bui Tuan Lam tahun lalu juga memposting video yang secara luas dianggap mengejek seorang menteri senior pemerintah. Itu terkait sebuah video yang memperlihatkan pejabat tersebut sedang diberi steak bertatahkan emas oleh Salt Bae, yang steaknya berharga hingga USD1.725 atau sekitar Rp25,5 juta.
Harga itu membuat heran karena banyak yang hidup dalam kemiskinan di Vietnam, negara satu partai yang sering memenjarakan para kritikus. Istri Bui Tuan Lam mengatakan kepada BBC Vietnam bahwa Lam "diculik" pada Rabu sore oleh polisi, yang kembali bersamanya beberapa jam kemudian dengan surat perintah untuk menggeledah rumahnya.
Dia mengatakan mereka telah mempersiapkan mental untuk penangkapan sejak suaminya dipanggil oleh polisi November lalu. Lam, yang mengelola warung mie daging sapi di kota Danang, pada saat itu mengatakan kepada BBC bahwa dia tidak mengerti mengapa dia dipanggil, menambahkan bahwa polisi mengatakan itu harus "dirahasiakan".
Dia ditangkap pada hari Rabu di bawah Pasal 117, sebuah pasal dengan penafsiran luas yang mengkriminalisasi meraka yang memproduksi atau menyebarkan informasi "menentang" negara seperti dikutip dari BBC, Minggu (11/9/2022).
Polisi mengatakan pihak berwenang telah berulang kali memperingatkan Lam agar tidak memposting konten yang menghina kehormatan dan reputasi para pemimpin. Parodi "Green Onion Bae" yang dideskripsikan sendiri oleh Lam diposting beberapa hari setelah Jenderal To Lam, Menteri Keamanan Publik Vietnam, divideokan sedang makan di restoran mahal milik Salt Bae di London.
Harga steak tidak tercantum di situs webnya, tetapi menurut ulasan steak berlapis emas berkisar antara hingga USD1.725. Disuapi Salt Bae Video menteri yang sekarang dihapus itu menimbulkan kemarahan, memicu pertanyaan di media sosial dengan banyak yang mengatakan hidangan itu harganya lebih mahal daripada upah bulanan menteri antara USD600 (Rp8,8 juta) dan USD800 (Rp11,8 juta).
Menurut Wakil Direktur Asia Human Right Watch Phil Robertson, Lam telah dikaitkan dengan advokasi demokrasi di Vietnam selama dekade terakhir dan tidak diizinkan meninggalkan negara itu sejak 2014.
"Otoritas Vietnam secara teratur mendefinisikan komentar apa pun yang tidak mereka sukai sebagai 'propaganda melawan negara', menjadikan Vietnam salah satu pemerintah paling kurus di kawasan itu dalam hal kritik publik," kata Robertson.
"Ejekan adalah bentuk ekspresi yang sah yang tidak boleh dianggap sebagai kejahatan," tegasnya.
Vietnam, yang dulunya merupakan salah satu negara termiskin di dunia, telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan selama 30 tahun terakhir. Meski begitu, sebagian besar penduduknya masih hidup di bawah garis kemiskinan. Negara satu partai ini sering dikritik oleh kelompok hak asasi karena tidak toleran terhadap perbedaan pendapat.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta