JAKARTA, iNewsDeliRaya.id - Profesor termuda di dunia ternyata ada yang berasal dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Tidak semua orang bisa meraih hal yang sama, terlebih lagi ketika masih memiliki usia yang terbilang muda.
Menjadi profesor tentunya harus memiliki kemampuan akademis yang luar biasa.
Berikut Profesor Termuda
1. Alia Sabur
Profesor termuda di dunia yang pertama adalah Alia Sabur. Namanya menjadi terkenal ketika dia tercatat dalam buku Guinness Book of Record.
Ia menjadi profesor ketika usianya masih 19 tahun. Rekor ini mengalahkan rekor 200 tahun sebelumnya yaitu murid Newton yang bernama Colin MacLaurin yang menjadi profesor di usia 20 tahunan.
Setelah memecahkan rekor Alia Sabur memutuskan menekuni profesi dosen, dirinya menjadi dosen matematika di Universitas KonKuk, Seoul, Korea Selatan.
2. Erik Demaine
Erik sejak kecil sudah dikenal sebagai sosok yang cerdas, kecerdasanya ini sudah mulai terlihat ketika dia masih berumur 7 tahun. Karena kecerdasan yang tinggi inilah Erik berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi ketika masih berusia 14 tahun.
Ketika menginjak usia 20 tahun dirinya berhasil diangkat menjadi profesor di Massachusetts Institute of Technology (MIT).
3. Terence Tao
Terence sudah menunjukan kehebatan dari kemampuan yang dimilikinya ketika berumur 9 tahun. Dia memiliki kemampuan matematika yang sangat luar biasa.
Kemudian ketika berumur 16 tahun Terence mendapatkan gelar sarjana dan master di Universitas Flinders.
Pada tahun 1996 di usia 21 tahun, Terence mendapatkan gelar PhD, dan pada saat itu juga dia mengajar di UCLA kemudian dia dipromosikan menjadi profesor termuda.
4. Colin Maclaurin
Colin adalah seorang matematikawan asal Skotlandia yang begitu menonjol dalam bidang Geometri dan Aljabar. Dia dikenal sebagai sosok yang ajaib dan begitu cerdas karena bisa memegang rekor menjadi profesor termuda kurang lebih 200 tahunan.
Colin menjadi profesor matematika di Marischal College di University of Aberdeen.
Profesor termuda di dunia kali ini merupakan sosok asli dari Indonesia, ia merupakan pria kelahiran Wonosobo.
Agus menempuh pendidikan di strata satu (S1) di Universitas Gajah Mada pada tahun 2001. Kemudian dia melanjutkan pendidikan berikutnya di National University of Singapore (NUS) hingga 2011 untuk jenjang magister dan doktor.
Saat usianya 32 tahun, Agus melanjutkan pendidikannya ke jenjang professorship, pengajar serta peneliti di McGill University pada tahun 2013.
6. Charles Fefferman
Charles merupakan ahli matematika yang bisa menguasai kalkulus sebelum usianya menyentuh 12 tahun. Ketika usianya baru menyentuh 14 tahun, ia menghadiri Princeton untuk meraih gelar PhD dalam matematika.
Charles diangkat menjadi profesor di University of Chicago.
7. Stephen Wolfram
Berbeda dengan sosok profesor lainya, Stephen ketika kecil lebih dianggap sebagai anak yang lambat belajar, hal ini dikarenakan ia tidak bisa melakukan aritmatika dasar.
Akan tetapi ketidaksanggupan ini sebenarnya hanyalah bentuk perwujudan dari sikap bosan Stephen terhadap tugasnya yang terlalu sederhana. keunggulanya mulai terlihat ketika dia menemukan kalkulus dan fisika. pada usia 21 tahun ia mendapatkan gelar PhD dalam fisika partikel dan juga mendapat tawaran untuk mengisi posisi pengajar di Caltech.
8. Charles Homer Haskins
Profesor termuda di dunia yang satu ini menempuh pembelajaran untuk jenjang PhD nya di Universitas John Hopkins. Ia sudah mulai mengajar di sebuah sekolah ketika usianya masih berumur 19 tahun.
Kemudian ia dinobatkan menjadi salah satu profesor termuda ketika ia diangkat menjadi profesor pada saat usianya masih berumur 22 tahun.
9. Muh Harun Achmad
Sosok yang terakhir ini juga tak kalah hebat dari profesor lainya, dan profesor ini juga merupakan asli warga negara Indonesia.
Harun telah dinobatkan menjadi periset unggul di Universitas Hassanudin pada tahun 2019. Dirinya juga sukses dinobatkan sebagai salah satu dari 58 ilmuwan Indonesia yang masuk kedalam Top 2 World Ranking.
10. Nelson Tensu
Nelson merupakan pria kelahiran asli Medan, ia dinobatkan menjadi guru besar di University Bethlehem, Pennsylvania, USA ketika usianya masih 26 tahun.
Pria asli Medan ini mampu menyelesaikan pendidikan jenjang strata satu (S1) hanya dalam waktu 2 tahun 9 bulan, ia juga lulus dengan predikat summa cumlaude di bidang Applied Mathematics, Electrical Engineering and Physics.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta